Presiden Jokowi: 60 Juta Sertifikat Tanah Belum Diselesaikan.
Presiden Jokowi.
|
Jakarta, BERITA-ONE.COM-Presiden
Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, Proyek Operasi Nasional (Prona) sudah
berjalan selama 35 tahun tapi sampai sekarang belum selesai. Baru diselesaikan
kurang lebih 44 persen, berarti masih kurang 56 persen, hampir separuh tanah di
Indonesia masih belum memiliki sertifikat.
“Jadi yang belum pegang sertifikat seperti ini
masih 56 persen, kurang lebih 60-an juta sertifikat yang harus segera
diselesaikan oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang,” kata Presiden Jokowi
saat menyerahkan 3.242 sertifikat tanah Pogram Strategis tahun 2016, di
Lapangan Kota Barat, Surakarta, Jawa Tengah, Minggu (16/10) pagi.
Presiden mengaku sudah memerintahkan Menteri
Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Sofyan Djalil agar
menyelesaikan 5 juta sertifikat pada tahun depan, tahun depannya lagi (2018) 7
juta sertifikat; 2019 targetnya 9 juta sertifikat.
Adapun terkait kekurangan 10.000 juru ukur,
menurut Presiden, akan ditambah pemerintah. Jika melalui penerimaan Pegawai
Negeri Sipil (PNS) terlalu lama, sekarang diputuskan tidak perlu PNS tetapi
diberi sertifikat juru ukur.
“Diuji, bisa langsung nanti membantu BPN nanti
untuk mengukur tanah.Plus ditambah juru data, yang juga nantinya akan
dibutuhkan kurang lebih 15 ribu orang. Sehingga ini juga akan membuka peluang
lapangan kerja,” tutur Presiden.
Tapi yang paling penting, lanjut Presiden, adalah
sertifikat segera bisa diselesaikan di seluruh Indonesia, tidak hanya di Jawa
Tengah saja.
“Yang saya inginkan nanti setiap hari ada
pembagian sertifikat tanah di semua kabupaten di seluruh Indonesia. Akan saya
awasi sendiri,” ungkap Presiden.
Presiden Jokowi mengucapkan terima kasih atas
kerja keras seluruh jajaran Kantor BPN yang sudah menyiapkan.
“Sekarang kerja cepat, harus cepat. Dan saya
ingatkan juga jangan sampai ada pungli. Kalau bayar tidak apa-apa tapi resmi.
Kalau memang nanti sertifikatnya harus bayar Rp50 ribu ya harus bayar, tapi
jangan harusnya gratis dipungut Rp200 ribu, misalnya. Hati-hati,” tegas
Presiden.
Presiden mengingatkan untuk berhati-hati mengenai
pungli, tidak hanya urusan sertifikat, SIM, KTP, dan izin-izin, tetapi semuanya
akan diawasinya. “Hati-hati. Saya sudah mengingatkan,” tegasnya.
Presiden mempersilakan masyarakat yang sudah
memiliki sertifikat untuk menggunakannya sebagai penambah modal atau untuk
mencari pinjaman di bank. Tapi Presiden mengingatkan agar hati hati, peminjaman
ke bank harus dikalkulasi dulu
“Nanti pinjam, hutang, dipakai untuk beli mobil,
beli kendaraan, nggak boleh. Kalau pinjem itu dipakai untuk hal-hal yang
produktif, untuk menambah modal usaha, misalnyan” tutur Presiden.
Untuk itu, Presiden Jokowi minta agar
sertifikatnya dijaga dengan baik, diberi plastik, dan disimpan. “Saya juga
ulangi lagi, jangan dijual kalau betu-betul tidak sangat diperlukan, apalagi
dijual untuk hal yang konsumtif,” pungkasnya.3.242 Serttifikat Penyerahan sertifikat itu dilakukan setelah
Presiden Jokowi berjalan kaki kurang lebih 3,5 kilometer pada acara Car Free
Day di sepanjang Jalan Slamet Riyadi, Solo.
Humas seskab menyebutkan,sebanyak 12 orang yang
mewakili 3.242 penerima sertifikat yang hadir dari total 3.515 penerima
sertifikat program strategis tahun 2017 itu berasal dari 15 kabupaten/kota,
antara lain: Surakarta, Wonogiri, Boyolali, Kebumen, Pati, Karang Anyar, Kudus,
Pemalang, Klaten, Grobogan, Demak, Kendal, Temanggung, Banjarnegara, dan
Purbalingga.(SUR).
Teks foto: Presiden Jokowi.
No comments