Presiden Jokowi Saksikan Karnaval Kemerdekaan Pesona Parahyangan.
Jakarta,BERITA-ONE.COM-Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ibu Iriana Jokowi membuka Karnaval Kemerdekaan Pesona Parahyangan, di Bandung, Jawa Barat, Sabtu 26 Agustus 2017.
Pembukaan karnaval ditandai dengan pemukulan kohkol sebanyak 7 kali oleh Presiden Jokowi, yang diikuti oleh pemukulan 100 kohkol dan 1000 genderang tangan anak-anak sekolah.
Karnaval Kemerdekaan ini diikuti 43 kontingen dari berbagai unsur lintas budaya, komunitas, provinsi, kota maupun kabupaten di Indonesia. Di jajaran depan iring-iringan karnaval, terdapat Drumband Changka Panorama Secapa TNI AD dan Paskibraka Jawa Barat diikuti jajaran mobil hias.
Di jajaran depan mobil hias tampak Presiden Jokowi dan Ibu Iriana yang menaiki Kereta Pancasila. Kereta ini merupakan rancangan lima seniman Bandung. Hiasan mobil tersebut menyiratkan makna budaya kerja dan gotong royong dalam laku budaya kebersamaan.
Dari Gedung Sate, iring-iringan mobil karnaval menuju ke Jl. Ir. H. Juanda (Jl. Dago), Jl Merdeka menuju ke Taman Vanda. Di Taman Vanda, Presiden Jokowi dan Ibu Negara turun untuk menyaksikan rangkaian Karnaval. Selanjutnya rangkaian karnaval akan menuju Alun-alun Masjid Raya Jl. Asia Afrika.
Presiden Jokowi tampak mengenakan Iket Kepala Makuta Sinatra dan Beskap Ungu. Makuta berarti mahkota, benda penutup kepala yang dipakai di atas kepala.
Sementara Sinatria adalah kesatria, suatu karakter, sifat, sikap yang berani, adil, tegas dan jujur.
Dalam budaya Sunda, pemakaian iket kepala menunjukkan pemimpin, sesorang yang sedang menjalankan tugas mulia, seseorang yang sedang mencari peningkatan kebaikan diri.
Dengan memakai rupa ikat sunda ‘makuta sinatria’, menunjukkan bahwa pemakai iket ini memberikan wejangan bahwa dirinya telah melaksanakan Tilu Eusi Diri (tiga sikap diri), pertama mencerminkan sikap berani dan adil dalam membuat pilihan keputusan demi menegakkan keadilan dan kebenaran sejati.
Sikap selanjutnya adalah panceg yang berketetapan hati/tegas, yakni selalu menggunakan suara hati nurani dalam mengemban tugas lahiriah maupun batiniah.
Sikap terakhir adalah Silih Wangi atau saling mewangikan/saling memberikan kebaikan; melindungi mengayomi dengan sikap welas asih (kasih sayang) untuk pencapaian kebaikan dan kesejahteraan bersama. Menjalankan Kebaikan untuk sesama, keluarga, masyarakat, negara juga pribadi diri sebagai hamba Tuhan Yang Maha Esa.
Humas Seskab mengatakan, tampak hadir dalam karnaval ini Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. (SUR).
Pembukaan karnaval ditandai dengan pemukulan kohkol sebanyak 7 kali oleh Presiden Jokowi, yang diikuti oleh pemukulan 100 kohkol dan 1000 genderang tangan anak-anak sekolah.
Karnaval Kemerdekaan ini diikuti 43 kontingen dari berbagai unsur lintas budaya, komunitas, provinsi, kota maupun kabupaten di Indonesia. Di jajaran depan iring-iringan karnaval, terdapat Drumband Changka Panorama Secapa TNI AD dan Paskibraka Jawa Barat diikuti jajaran mobil hias.
Di jajaran depan mobil hias tampak Presiden Jokowi dan Ibu Iriana yang menaiki Kereta Pancasila. Kereta ini merupakan rancangan lima seniman Bandung. Hiasan mobil tersebut menyiratkan makna budaya kerja dan gotong royong dalam laku budaya kebersamaan.
Dari Gedung Sate, iring-iringan mobil karnaval menuju ke Jl. Ir. H. Juanda (Jl. Dago), Jl Merdeka menuju ke Taman Vanda. Di Taman Vanda, Presiden Jokowi dan Ibu Negara turun untuk menyaksikan rangkaian Karnaval. Selanjutnya rangkaian karnaval akan menuju Alun-alun Masjid Raya Jl. Asia Afrika.
Presiden Jokowi tampak mengenakan Iket Kepala Makuta Sinatra dan Beskap Ungu. Makuta berarti mahkota, benda penutup kepala yang dipakai di atas kepala.
Sementara Sinatria adalah kesatria, suatu karakter, sifat, sikap yang berani, adil, tegas dan jujur.
Dalam budaya Sunda, pemakaian iket kepala menunjukkan pemimpin, sesorang yang sedang menjalankan tugas mulia, seseorang yang sedang mencari peningkatan kebaikan diri.
Dengan memakai rupa ikat sunda ‘makuta sinatria’, menunjukkan bahwa pemakai iket ini memberikan wejangan bahwa dirinya telah melaksanakan Tilu Eusi Diri (tiga sikap diri), pertama mencerminkan sikap berani dan adil dalam membuat pilihan keputusan demi menegakkan keadilan dan kebenaran sejati.
Sikap selanjutnya adalah panceg yang berketetapan hati/tegas, yakni selalu menggunakan suara hati nurani dalam mengemban tugas lahiriah maupun batiniah.
Sikap terakhir adalah Silih Wangi atau saling mewangikan/saling memberikan kebaikan; melindungi mengayomi dengan sikap welas asih (kasih sayang) untuk pencapaian kebaikan dan kesejahteraan bersama. Menjalankan Kebaikan untuk sesama, keluarga, masyarakat, negara juga pribadi diri sebagai hamba Tuhan Yang Maha Esa.
Humas Seskab mengatakan, tampak hadir dalam karnaval ini Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. (SUR).
No comments