PJI Dan Anggotanya Perlu Mantapkan Tekad Sumber Daya Organisasi
![]() |
Jaksa Agung RI HM. Praseryo SH |
Jakarta,BERIT-ONE.COM-Jaksa Agung HM Prasetyo SH mengatakan, tema “Kokohkan Soliditas Untuk Pelayanan Terbaik Bagi Negeri”, cukup relevan dengan kehendak mendorong semangat dan kesadaran untuk mempersembahkan karya terbaik terutama dalam mewujudkan supremasi hukum guna mendukung kemajuan bangsa.
Hal ini dikatakan Jaksa Agung dalam sambutannya pada apel hari ulang tahun Persatuan Jaksa Indonesia ( PJI ) ke 26 di Badan Pendidikan dan Latihan (Badiklat) Kejaksan Agung RI, Ragunan Jakarta Selatan Senin, 17 Juni 2019.
Untuk itu mutlak dibutuhkan kesamaan pola, tempo dan irama, baik pada tataran konsep dan cara dalam berpikir, bersikap maupun pada tahapan praktek pelaksanaan semua program serta kebijakan yang telah digariskan dan diputuskan.
Karena hanya dengan bekal keterpaduan dan keharmonisan dalam sebuah jalinan yang kuat itulah penegakan hukum yang memancarkan sinar keadilan yang berkepastian dan memberikan manfaat bagi masyarakat yang mendambakannya tidak lagi hanya akan tinggal dalam angan dan impian, namun benar-benar akan mampu dihadirkan menjadi sebuah kenyataan, tambah Jaksa Agung.
Dengan demikian, maka tidak ada pilihan lain bagi PJI beserta segenap anggotanya dari saat kesaat secara konsisten dan berkelanjutan, perlu memantapkan tekad ,mengerahkan seluruh potensi dan sumber daya organisasi yang dimilikinya , untuk berbuat apa yang terbaik yang dapat dilakukan demi menjaga dan mendukung eksistensi lembaga Kejaksaan RI tempat pengabdian bagi para anggotanya, agar menjadi semakin baik, kuat dan terhormat karena kinerja dan prestasinya yang membanggakan.
Terlebih didalam perjalanan praktek penegakan hukum yang menjadi tanggung jawab utama Kejaksaan sekarang ini dan dimungkinkan masih akan terjadi dimasa-masa mendatang tidaklah semakin sederhana dan mudah.
Tergambar dengan adanya berbagai perbuatan kriminal yang terjadi sebagai sebuah ekses yang menyertai praktek kehidupan berdemokrasi di negara kita yang cenderung belum menemukan jati diri yang sesungguhnya.
Bahwa dalam setiap pelaksanaan kontestasi pemilihan, baik pemilihan kepala daerah, presiden dan wakil presiden maupun pemilihan anggota legislatif, kian nampak seringkali diterapkannya praktek “politik identitas”, membawa dan mengedepankan isue SARA yang hanya sekedar mengejar kepentingan jangka pendek untuk meraih kekuasaan dan kedudukan meski disisi lain disadarinya telah mengundang bahaya yang berpotensi mengancam keutuhan negara dan bangsa.
Belum lagi dengan adanya sementara kelompok yang memiliki paham radikalisme yang berusaha keras memaksakan kehendaknya merobah ideologi dan tata cara bernegara selain Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
Masih kata orang nomor satu di korp Adhyaksa tersebut, begitu pula halnya dengan kemajuan tehnologi informasi yang disalah gunakan sebagai sarana menyebarkan berita-berita bohong atau hoax yang menyesatkan dan ujaran kebencian serta adu domba di tengah masyarakat juga berpotensi mengancam nilai-nilai kebangsaan, kesatuan dan persatuan yang pada akhirnya harus bermuara pada proses hukum.
Sejalan dengan itu, maka keberadaan PJI diharapkan mampu mendorong meningkatkan kapasitas para Jaksa anggotanya agar menjadi penegak hukum yang didalam mengemban tugas dan kewenangannya selalu mengutamakan integritas, kompetensi dan kapabilitas, selain perlunya pula dilakukan secara terus menerus upaya pengayaan pengetahuan dan wawasan untuk melengkapi kemampuan dan profesionalitas dirinya.
Figur-figur insan Adhyaksa seperti itulah yang kita yakini akan mampu memiliki performa dan sosok yang benar-benar mumpuni, memiliki kemampuan prima yang akan mampu memprediksi, mengantisipasi, dan mengatasi berbagai masalah, persoalan dan problematika yang sedang dan akan dihadapi.
Para Jaksa yang saya cintai dan banggakan.
Berkenaan hal utama lain yang dituntut harus dimiliki oleh setiap Jaksa adalah sikap, perilaku dan integritas. Dalam masalah yang harus dipandang sangat penting dan mendasar ini, seharusnyalah PJI sebagai wadah dan organisasi para Jaksa juga turut bertanggung jawab dan dapat berperan sebagai wahana bagi terbentuknya Jaksa yang teruji dan terpuji. Insan Adhyaksa yang memegang teguh kejujuran, bersih dari sikap, perilaku dan perbuatan tercela yang dapat mencederai keluhuran nama korps dan intitusinya.
Berkenaan hal utama lain yang dituntut harus dimiliki oleh setiap Jaksa adalah sikap, perilaku dan integritas. Dalam masalah yang harus dipandang sangat penting dan mendasar ini, seharusnyalah PJI sebagai wadah dan organisasi para Jaksa juga turut bertanggung jawab dan dapat berperan sebagai wahana bagi terbentuknya Jaksa yang teruji dan terpuji. Insan Adhyaksa yang memegang teguh kejujuran, bersih dari sikap, perilaku dan perbuatan tercela yang dapat mencederai keluhuran nama korps dan intitusinya.
Selalu mengingatkan setiap anggotanya bahwa menyandang profesi sangat terhormat sebagai seorang Jaksa, yang didalamnya diikat erat oleh sumpah yang mengandung janji-janji luhur berupa komitmen etika dan moral yang wajib diingat, dipegang teguh dan dipatuhi untuk pada saatnya akan dimintakan pertanggung jawaban bukan hanya kepada masyarakat tetapi lebih dari itu kepada Allah Tuhan Yang Maha Mengetahui dan Maha Kuasa.
Karena untuk hal yang satu ini, jujur harus diakui tentang masih adanya persoalan yang secara konsisten harus mendapat perhatian serius, diperlukannya langkah dan upaya pengawasan, pembinaan, perbaikan, pembenahan bahkan penindakan agar harkat, martabat , marwah dan keluhuran profesi Jaksa semakin baik dan tetap terjaga. Masih sering ditemuinya sesuatu yang cenderung dapat mengganggu dan menciderai citra korps, berkaitan masalah profesionalitas dan integritas dari sementara oknum jaksa yang mengabaikan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas pelayanan dan pekerjaannya, masih adanya jaksa-jaksa yang dengan sengaja terbiasa menyalahgunakan kesempatan dan kewenangannya, disamping beberapa perbuatan tercela lain yang tidak selayaknya dilakukan oleh penyandang profesi terhormat seorang Jaksa.
Segenap Jaksa anggota PJI dimanapun berada,
Mengingat begitu pentingnya peneguhan jati diri dari setiap Jaksa yang wajib menjaga martabat dan keluhuran profesinya, maka diharapkan intensitas peran dan dukungan dari organisasi profesi PJI juga begitu diperlukan agar mampu membangun soliditas para Jaksa anggotanya. Sebab rasa kesatuan, persatuan dan kebersamaan adalah merupakan prasyarat utama terbentuknya jiwa korsa yang akan mewarnai setiap langkah, perbuatan dan tindakan, baik dalam lingkup pelaksanaan tugas kedinasan maupun dalam kehidupan keseharian.
Mengingat begitu pentingnya peneguhan jati diri dari setiap Jaksa yang wajib menjaga martabat dan keluhuran profesinya, maka diharapkan intensitas peran dan dukungan dari organisasi profesi PJI juga begitu diperlukan agar mampu membangun soliditas para Jaksa anggotanya. Sebab rasa kesatuan, persatuan dan kebersamaan adalah merupakan prasyarat utama terbentuknya jiwa korsa yang akan mewarnai setiap langkah, perbuatan dan tindakan, baik dalam lingkup pelaksanaan tugas kedinasan maupun dalam kehidupan keseharian.
Untuk ini, Kita patut memberikan apresiasi dan penghargaan, bahwa selama ini PJI telah menerjemahkan dipupuknya rasa senasib sepenanggungan ini dengan memberikan bantuan pendampingan dan advokasi bagi anggotanya yang terlibat dalam sebuah persoalan ataupun kasus hukum berkenaan masalah etika serta pelanggaran disiplin dan lainnya.
Dalam acara ini Jaksa Agung HM Prasetyo didampingi Kabandiklai Setia Untung Arimuladi yang juga sebagai Ketum PJI. (SUR).
No comments