Jaksa Agung : Pelaku Penimbun Masker dan Obat-Obatan Agar diberi Tuntutan Pidana Maksimal


Teks foto: Jaksa Agung ST Burhanuddin.

Jakarta,BERITA-ONE.COM-Menyikapi fenomena penimbunan yang terjadi ditengah-tengah usaha kita bersama untuk mencegah dan menangkal virus COVID-19, Jaksa Agung RI memerintahkan para Jaksa dalam menangani kasus-kasus seperti penimbunan masker, obatan-obatan, dan kebutuhan sembilan bahan pokok (sembako) serta penyebar hoaks terkait corona, agar setiap pelakunya diberikan tuntutan pidana maksimal.

Dengan cara  seperti ini, diharapkan dapat  menimbulkan efek jera sekaligus menjadi peringatan bagi yang lainnya untuk tidak melakukan hal yang sama, kata Kapuspenkum, " kata Jaksa Agung ST Buehanuddin.

Hal tersebut dikatakan,  karena Jaksa Agung merasa prihatin  dari waktu ke waktu fakta-fakta mencengangkan yang disebabkan virus corona semakin memicu kepanikan masyarakat Indonesia.

Data terakhir yang dirilis oleh Pemerintah telah tercatat sebanyak 227 (dua ratus dua puluh tujuh) suspect yang positif terjangkit virus corona dimana sebagian kecil diantaranya telah meninggal dunia Rabu, 18 Maret 2020.

Kapuspenkum Kejagung Hari Setiyono SH.MH mengatakan, seperti dikeyahui,  dunia melalui World Health Organization (WHO) pun mengukuhkan COVID-19 sebagai pandemic yang berarti bisa menyerang siapa dan dimana saja. 

Kiat-kiat untuk memutus penyebaran virus ini semakin digencarkan yang diantaranya anjuran untuk menggunakan masker dan hand sanitizer (pembersih tangan).

Hand sanitizer dan terutama masker akhirnya menjadi komoditi yang paling diburu masyarakat Indonesia sehingga pemerintah kita berupaya untuk menjamin ketersediaannya. 

Akan tetapi, sungguh disayangkan karena dalam situasi yang memilukan ini ternyata dimanfaatkan segelintir orang untuk meraup rupiah secara tidak bertanggungjawab dengan menimbun besar-besaran masker bahkan diantaranya ternyata berkualitas dibawah standar yang ditetapkan.

Aksi penimbunan masker ini sangat meresahkan dan membebani masyarakat, terlebih untuk strata ekonomi menengah ke bawah karena keberadaan masker yang semakin langka dan harganya kian tinggi.(SUR).

No comments

Powered by Blogger.