Oknum Jurusita Ditangkap Tim Mystery Shoper Bawas MA.


Jakarta,BERITA-INE.COM-Badan Pengawasan (Bawas) Mahkamah Agung (MA) RI melakukan  operasi  etik  tangkap  tangan  dalam rangka penegakan etik terhadap oknum Jurusita pada salah satu pengadilan di wilayah  Jakarta dijalan S Parman Slipi Jakarta Jakarta Barat, (27/5/3023).

Dalam melakukan  operasi  etik  tangkap  tangan  dalam rangka penegakan etik terhadap oknum Jurusita pada salah satu pengadilan di wilayah  Jakarta.  

Dalam  operasi  etik  tangkap  tangan  tersebut  Tim  Mystery Shopper  (MS)  Badan   Pengawasan   telah  mengamankan   sejumlah  uang   dari
tangan terperiksa.

Operasi etik tangkap tangan  berkaitan    dengan    adanya   dugaan    pungli    dan    pemerasan   yang dilakukan    oleh    oknum    Jurusita    dalam    proses    pengurusan    pengajuan permohonan penundaan eksekusi.

Setelah  dilakukan  operasi  etik  tangkap  tangan  terhadap  oknum Jurusita  tersebut,  kemudian  yang  bersangkutan  langsung  dibawa  ke  Kantor Badan  Pengawasan  MA  RI  untuk  dilakukan  pemeriksaan  lebih  lanjut,  selain melakukan pemeriksaan intensifkepada terperiksa, Tim Pemeriksa Bawas juga melakukan    pemeriksaan     terhadap     atasan    langsung     terperiksa     untuk memastikan  ada  tidaknya  keterkaitan  pihak-pihak  tersebut  dengan  kasus  ini serta   untuk    memastikan    apakah    mereka    selaku    atasan    langsung    telah melaksanakan fungsi pengawasan dan pembinaan sebagaimana diamanahkan oleh   Perma   No.   8  Tahun   2016.  

Tim   Pemeriksa   Bawas   juga mengembangkan   pemeriksaan  kasus   ini   dengan   melakukan  pemeriksaan kepada  pihak-pihak  terkait  lainnya  untuk  memastikan  kasus  ini  bisa  diusul dan diperiksa secara tuntas.

Oknum   Jurusita   tersebut  dinyatakan    telah terbukti  bersalah  melanggar  Pasal  3  ayat   (3)  Keputusan  Ketua  Mahkamah
Agung RI No. 122/KMA/SK/VII/2013 Tentang Kode Etik Dan Pedoman Perilaku

Panitera   Dan  Jurusita  jo   Pasal   5  huruf  l  jo   Pasal   14   huruf  h  Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri  Sipil  sehingga  kepada  yang  bersangkutan  dijatuhi  hukuman  disiplin berat  berupa  pemberhentian  dengan  hormat  tidak  atas  permintaan  sendiri sebagai PNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal  8 ayat  (4) huruf c Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri  Sipil.

Sedangkan  atasan  langsung  terperiksa juga  dinyatakan  terbukti bersalah    membiarkan/tidak    melarang    atau    mencegah    terperiksa    untuk melakukan  tindakan  pemerasan  tersebut  padahal  ia  sudah  mengetahuinya sehingga  terbukti  melanggar  Pasal  6  ayat   (3)  Keputusan  Ketua  Mahkamah Agung RI No. 122/KMA/SK/VII/2013 Tentang Kode Etik Dan Pedoman Perilaku Panitera   Dan  Jurusita  jo  Pasal   3   huruf  f  jo  Pasal   11   huruf  f  Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri   Sipil.

Oleh  karenanya  kepada  yang  bersangkutan  dijatuhi  hukuman disiplin berat berupa pembebasan dari jabatannya menjadi jabatan pelaksana selama   12  (dua  belas)  bulan  sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  8  ayat  (4) huruf  b  Peraturan   Pemerintah   Republik  Indonesia   Nomor   94  Tahun   2021
tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.

Operasi  etik tangkap tangan yang dilakukan  oleh Tim  MS  Bawas  MA  RI ini merupakan perwujudan dari komitmen pimpinan Mahkamah Agung untuk membersihkan dan memberantas praktik pungli, suap dan korupsi lingkungan Mahkamah Agung dan Badan Peradilan di bawahnya, sebagai salah satu ikhtiar untuk mewujudkan visi Mahkamah Agung yaitu mewujudkan badan peradilan yang  agung.  Operasi  etik  tangkap  tangan  ini  ke depan  akan  terus  digalakkan dan  dilanjutkan  secara  berkesinambungan  seluruh  satuan  kerja  di  bawah Mahkamah Agung di seluruh Indonesia, sehingga segala bentuk penyimpangan dari aparatur pengadilan bisa dicegah dan ditangani.

Mahkamah Agung RI juga mengapresiasi kepada masyarakat yang telah berperan  aktif   untuk    menyampaikan    segala    bentuk    penyimpangan    dari aparatur  pengadilan  ke  Badan  Pengawasan  MA  RI  demi  terciptanya  badan peradilan yang bersih dan berwibawa, kata Humas MA (SUR).

.

No comments

Powered by Blogger.