Targetkan Pendapatan Lebih Tinggi, Patra Drilling Contractor Fokus pada Pengembangan Energi Bersih
JAKARTA,BERITAONE.CO.ID-- PT Patra Drilling Contractor (PDC), anak perusahaan PT Pertamina Drilling Services Indonesia (Pertamina Drilling) yang merupakan bagian dari Subholding Upstream Pertamina, menargetkan pendapatan lebih dari Rp 3 triliun pada tahun 2025. Pencapaian ini lebih tinggi dibandingkan pendapatan tahun 2024 yang mencapai Rp 2,88 triliun (unaudited).Kamis (20/3/2025)
Direktur Utama PDC, Faried Iskandar, mengungkapkan bahwa perusahaan telah menerapkan sejumlah strategi guna mencapai target ambisius tersebut. Salah satu langkah utama adalah memperluas pasar di luar Pertamina Group dengan mengikuti tender dari perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) seperti Medco Energy, BP (British Petroleum), dan PetroChina.
Bekerja di luar Pertamina Group menjadi salah satu bentuk diversifikasi bisnis bagi PDC," ujar Faried. Saat ini, klien terbesar PDC masih berasal dari Pertamina Drilling, diikuti oleh Pertamina Hulu Rokan (PHR) yang bergerak dalam pekerjaan sipil, suplai material, hingga pemeliharaan pipa. Klien besar lainnya termasuk PHE ONWJ, PHE OSES, serta beberapa perusahaan dari Regional 3 dan Regional 4.
Selain ekspansi pasar, PDC juga menargetkan pengembangan bisnis berbasis energi bersih. Perusahaan berencana untuk aktif dalam teknologi Carbon Capture Storage (CCS) dan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS).
"Kami sudah mulai melibatkan engineer muda dalam program CCS dan CCUS. Salah satu inisiatif utama PDC adalah pemanfaatan gas suar atau flare gas yang selama ini terbuang. Nantinya, gas tersebut akan diolah menjadi LNG maupun CNG sebagai pengganti solar," jelas Faried.
Upaya ini selaras dengan komitmen perusahaan dalam mendukung target transisi energi nasional serta menekan emisi karbon di industri migas.
Di sisi lain, PDC juga menekankan efisiensi dalam operasionalnya, sejalan dengan arahan Presiden Prabowo yang mendorong efisiensi di segala bidang.
Direktur Keuangan PDC, Fitra Adriza, menjelaskan bahwa efisiensi dilakukan melalui perbaikan proses bisnis, termasuk di sektor Food and Lodging Services (FLS).
Kami kini mencari suplai bahan dari hub-hub terdekat dengan lokasi proyek katering PDC. Dengan koordinasi langsung dengan pemasok setempat, biaya operasional bisa ditekan tanpa mengurangi kualitas layanan," ujar Fitra.
Efisiensi ini tidak hanya menguntungkan PDC tetapi juga klien, karena dapat menurunkan biaya operasional tanpa mengorbankan kualitas layanan.
Pada dasarnya, kami terus berinovasi dalam efisiensi operasional agar tetap kompetitif di industri migas tanpa mengurangi kualitas layanan kepada klien," tutup Fitra.
Dengan strategi diversifikasi bisnis dan fokus pada energi bersih serta efisiensi, PDC optimis dapat mencapai target pendapatan Rp 3 triliun pada tahun 2025 dan semakin memperkuat posisinya di industri migas nasional.
No comments