Wakil Ketua DPRD Ogan Ilir Ahmad Syafei Soroti Persoalan Siswa SMP Di Ogan Ilir Yang Masih Ada Buta Huruf
OGAN ILIR-BERITA ONE.CO.ID-- Wakil Ketua DPRD Ogan Ilir Ahmad Syafe'i Soroti, adanya siswa SMP yang buta huruf alias tidak bisa membaca.
Kata Ahmad Syafe'i, kok sudah SMP tapi belum bisa baca, kedengarannya agak janggl dan aneh.
Menurut Dia, kenyataan masih ditemukannya siswa SMP Negeri buta huruf seakan memberi tamparan keras, karena membuat citra buruk Pendidikan di Ogan Ilir.
“Ini bukan tentang siapa yang bersalah, tetapi yang perlu dicari apa akar permasalahan dan bagaimana solusinya,” kata Ahmad. (2/9/2025)
Dikatakannya, solusi disampaikan Wabup Ardani agar membuat kelas khusus sesudah jam belajar, merupakan langkah yang perlu disempurnakan. Sebab dengan seperti itu kita jadi tidak pernah tahu apa penyebab masalah ini.
Untuk itu Ahmad Syafe’i memberi saran agar Komisi IV DPRD OI bersama Dinas Pendidikan OI untuk melakukan investigasi langsung ke lokasi dimana siswa tersebut sekolah, termasuk SD asal anak tersebut.
Selanjutnya katanya, tim investigasi itu dengan menggandeng Dinas Sosial dan Dinas membidangi perempuan dan perlindungan anak untuk mendatangi kediaman siswa, agar diketahui kondisi keluarganya.
“Bukan hanya ke SMP dan SD asal sekolahnya, namun kita juga perlu tahu bagaimana keseharian anak tersebut termasuk mental dan situasi ekonomi keluarganya,” tutur Ahmad.
Iya mencontohkan, diketahui misalnya anak tersebut keluarganya bermasalah, maka OPD yang berafiliasi dengan permasalahan itu dapat memberi solusi, untuk diberikan bantuan.
Masih katanya, masalah buta huruf ini menjadi pelajaran berharga bagi dinas pendidikan dan semua pihak terkait agar mengevaluasi sistem yang ada karena bisa jadi kurang tepat.
“Selama ini Dinas Pendidikan Ogan Ilir kalau untuk infrastruktur dan fasilitas pendukung sudah sangat bagus, namun dengan kenyataan ini artinya untuk meningkatkan mutu pendidikan hal itu tidaklah cukup,” terangnya.
“Disdik perlu memperhatikan jarak domisili guru dengan sekolah tempatnya mengajar. Itu penting demi optimalnya proses belajar mengajar yang akan mempengaruhi mutu pendidikan anak,” tandasnya.
Ahmad berharap Dinas pendidikan OI melakukan langkah kongkrit pada masalah ini. Lakukan pada seluruh sekolah utamanya pada pendidikan sekolah dasar sebab di fase ini baca tulis itu dipelajari, termasuk pada sekolah swasta.
“Dan untuk para tenaga pengajar (guru) agar senantiasa terbuka untuk menyampaikan persoalan yang dihadapi, seperti masalah ini. Demi keberhasilan peningkatan mutu pendidikan anak di Kabupaten Ogan Ilir,” pungkasnya.(zaki)










No comments