Program Pelatihan Diduga Jadi Ajang Dinsos Mencari Uang


PRABUMULIH, B1 - Untuk meningkatan kemampuan dan keterampilan petugas memandikan dan mengkafani jenazah, Pemerintah Kota Prabumulih melalui Dinas Sosial telah menganggarkan dana untuk kegiatan pelatihan memandikan dan mengkafani jenazah setiap tahunnya.

Ironisnya, menurut informasi yang diterima, program pelatihan memandikan dan mengkafani jenazah di tahun 2014 lalu, diduga malah dimanfaatkan oleh oknum-oknum pegawai di tubuh Dinsos sebagai ajang mencari uang. Pasalnya, dari sekitar 100 orang peserta yang mengikuti pelatihan tersebut disinyalir terdapat panitia yang juga menjadi peserta pelatihan yang setiap pesertanya dikasih uang saku atau honor.

Kepala Dinas Sosial Kota Prabumulih Yakub BN saat diwawancarai diruang kerjanya terkait permalahan tersebut, membantah jika pihaknya melakukan hal tersebut. Namun Yakub juga akan melakukan pengecekan kembali berkas laporan dan buku absensi.

“Berapa jumlah panitia dari Dinsos saya tidak ingat, silakan tanya kepada, Ibu Marhani selaku Kasi Penyuluhan UKS dia yang lebih mengetahui permasalahan ini. Berkas laporan dan buku absensi pelatihan tersebut akan saya cek, jika nantinya terdapat kecurangan panitia menjadi peserta, yang bersangkutan akan saya panggil dan akan diberi tindakan agar kejadian tersebut tidak terulang lagi karena program pelatihan ini merupakan agenda rutin Dinsos setiap tahunnya. Yang jelas panitia tidak boleh menjadi peserta,” ujarnya.

Lebih jauh Yakub mengungkapkan, pelatihan memandikan dan mengkafani jenazah di tahun 2014 digelar di Aula RSUD Prabumulih selama satu hari dengan peserta sekitar 100 orang yang berasal dari 37 kelurahan dan desa se-Kota Prabumulih. Setiap peserta kita kasih uang saku/ honor sebesar Rp. 50 ribu.

“Keinginan saya waktu itu sebenarnya 200 orang peserta namun karena dananya tidak mencukupi jadi hanya sekitar 100 orang peserta saja yang mengikuti pelatihan. Kita kasih bekal pelatihan kepada mereka dan setiap bulannya dikashi intensif. Nara sumbernya pun berasal dari Kemenag Kota Prabumulih,” imbuhnya.

Sementara itu Kasi Penyuluhan UKS Dinsos Prabumulih, Marhani saat ditemui wartawan media ini juga membantah kalau ada panitia yang menjadi peserta. Menurutnya, jumlah peserta pada pelatihan tersebut sebanyak 150 orang yang berasal dari 37 kelurahan dan desa di Kota Prabumulih.

“Tidak ada Panitia yang menjadi peserta. Kita melayangkan undangan ke desa dan kelurahan, jadi Kades dan Lurah yang mengirimkan pesertanya. Kami juga mengikut sertakan PHL di Dinsos sini sebagai peserta yang mewakili kelurahan dan desa tempat tinggal mereka masing-masing. Kalau tidak salah pelatihan ini digelar pada bulan April atau Mei tahun 2014, dengan jumlah peserta sebanyak 150 orang yang kita kasih honor setiap pesertanya Rp. 100 ribu,” ungkapnya.

Terkait masalah tersebut diatas Ketua Laskar Anti Korupsi Indonesia (LAKI) Kota Prabumulih, Mulwadi saat dimintai tanggapan mengatakan agar permasalahan ini dapat segera ditindak lanjuti.

“Program pelatihan memandikan dan mengkafani jenazah yang telah dicanangkan oleh Pemkot Prabumulih seharusnya bisa dirasakan manfaatnya bagi masyarakat. Namun jika memang benar pihak Dinsos memanfaatkan program ini sebagai lahan mencari uang, hendak Walikota Prabumulih lebih baik menghapuskan program tersebut dan menyeleksi lagi program dan agenda yang diajukan oleh Dinas Sosial ke depan. Hal ini dikhawatirkan kejadian serupa akan terulang kembali,” tandasnya. (SK/AR)

No comments

Powered by Blogger.